Jejak Warisan Penghubung Pemugaran dan Pariwisata Indonesia

Presented by: Prof. Dr. Ir. Naniek Widayati Priyomarsono, M.T. at Seri Seminar Online #23 “Heritage & Tourism”, Wednesday, March 1, 2023.

“Pemugaran dan pariwisata di Indonesia masih berdiri sendiri-sendiri.”

Itulah kalimat pembuka dari Prof. Naniek Widayati dalam pemaparannya. Kalimat tersebut ditujukan untuk area-area pemugaran yang bersejarah dan kaya budaya, tetapi belum didukung oleh pengembangan pariwisata yang sepadan. Terlebih, masih banyak area-area tersembunyi, serta memerlukan koneksi warga lokal untuk mendatanginya. Padahal, pariwisata akan selalu membutuhkan hal-hal menarik. Pemugaran pun dapat menjadi solusi.

Salah satu persoalan yang diangkat oleh Prof. Naniek adalah perihal wisata kuliner di Solo, utamanya di Pasar Gede. Pemugaran tidak hanya dilakukan di area publiknya, tetapi juga warung-warung tradisional. Mereka tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional sembari mengedukasi pedagangnya. Hal tersebut pun memperlihatkan betapa kita mempunyai sumber kekuatan yang bisa diekspos sebagai potensi wisata. Namun sayangnya, belum ditata dengan benar. Oleh karena itu, kita harus berani memulai dengan merintis satu jejak warisan yang mengacu ke rute wisata.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan titik/node destinasi wisata. Keputusan yang diambil ketika merencanakan jejak kewarisannya memerlukan banyak pertimbangan untuk memastikan elemen lokal, turis, dan site sinergis.

Selanjutnya, dibuat pertimbangan mengenai di mana, mengapa, kapan, dan bagaimana dari lokasi-lokasi yang akan dikunjungi.

Hasilnya pun berupa paket wisata atau yang disebut sebagai mapping. Mapping ini digabungkan dengan kebijakan pembangunan destinasi pariwisata. Kemudian, dibentuk sebuah rute perjalanan atau travelling pattern.

Dari situ, tercipta mapping lanskap budaya yang harus didigitalisasi sehingga kita bisa tahu rute perjalanannya akan seperti apa. (hfz)