Cap Karoso

[English text below] Cap Karoso dirancang untuk klien asal Prancis di Pulau Sumba, sebuah pulau yang masih belum berkembang di bagian timur Indonesia. Resor ini terletak di lahan pantai yang landai, menghadap ke arah matahari terbenam.

Desainnya merespons keterbatasan tenaga kerja terampil di pulau ini dengan menggabungkan bentuk beton brutalist yang sederhana dengan elemen lokal seperti batu, kayu, dan anyaman. Cap Karoso mencakup 47 suite dalam berbagai konfigurasi serta 20 vila dengan pilihan dua atau tiga kamar tidur. Setiap kamar didesain mengikuti kontur lahan untuk memastikan setiap unit memiliki pemandangan laut.

Di titik tertinggi lokasi, terdapat bangunan utama dengan kamar-kamar tamu di lantai atas. Di lantai bawah, terdapat area resepsi terbuka dengan meja resepsionis berbahan blok travertine dari Italia serta dinding yang terinspirasi dari alat tenun ikat tradisional. Pada level ini juga terdapat restoran khusus yang menghadirkan koki tamu yang menggunakan bahan-bahan lokal, banyak diantaranya berasal dari kebun organik resor yang berjarak sekitar 500 meter. Konsep bersantap di sini bersifat komunal, di mana para tamu duduk bersama di chef’s table sepanjang sembilan meter yang terhubung langsung dengan dapur terbuka.

Atap bangunan utama difungsikan sebagai ladang panel surya yang menyediakan sebagian besar kebutuhan listrik resor. Area lounge yang teduh mengelilingi kolam renang tanpa batas yang luas, sementara fasilitas spa dan kebugaran ditempatkan dalam bangunan beratap khas Sumba yang disusun menyerupai tata letak desa tradisional.

Di area lain, semua atap dirancang sebagai ruang hijau dengan vegetasi yang dipilih karena ketahanannya terhadap lingkungan pantai yang ekstrem serta kebutuhan air yang minimal. Hal ini menjadi pertimbangan penting, mengingat pulau ini mengalami musim kemarau panjang akibat lokasinya di sebelah timur Garis Wallace, di mana air tanah dapat menjadi payau menjelang akhir musim kemarau.

Di bagian terendah lokasi, terdapat beach club yang berfungsi sebagai restoran utama resor. Di sini, atap alang-alang tradisional dipadukan dengan elemen beton kasar serta panel kayu jati yang diukir secara lokal. Bar sunken memungkinkan tamu menikmati hidangan sambil menghadap ke area lounge bertingkat yang mengarah ke pantai. Dapur sengaja dirancang terbuka agar dapat terlihat, dan sebuah toko kecil tersedia bagi para tamu.

Konstruksi proyek ini berlangsung selama pandemi, yang semakin memperumit proses pembangunan akibat lokasi yang terpencil. Namun, usaha ini terbayar dengan penghargaan AHEAD Best Resort in Southeast Asia yang diraih pada tahun 2023.

Cap Karoso

[English text provided by architect] Cap Karoso Resort is a project designed for French clients on Sumba, an as-yet undeveloped island in eastern Indonesia. It is set on a gently sloping beachfront site facing the sunset.

The design embraces the (relative) lack of skilled labor available on the island by combining simple brutalist concrete forms with local stone, timber, and woven elements. It comprises 47 suites in various configurations and 20 villas in two- and three-bedroom variants, all following the site’s contours to ensure sea views.

At the highest point of the site, the main building houses guestrooms on the upper floor. The lower level features an open reception area with a split travertine block desk from Italy and a wall inspired by local ikat weaving looms. This level also includes a specialty restaurant that hosts visiting chefs who utilize locally sourced ingredients, many of which come from the resort’s organic farm, located approximately 500 meters away. Dining here is communal, with all guests gathering around a custom-built, nine-meter-long chef’s table that extends from the kitchen’s central cooking island.

The roof of the main building functions as a solar farm, supplying much of the resort’s power. Covered and shaded lounging areas surround a large infinity pool, while spa and wellness facilities are housed in traditional Sumba-style buildings, arranged to resemble a village.

Elsewhere, all other roofs are designed as green spaces, with vegetation selected for its resilience in the harsh beachfront environment and minimal water requirements. This is a crucial consideration, as the island experiences long dry seasons due to its location east of the Wallace Line, and groundwater can become brackish toward the end of these periods.

At the lowest point of the site, a beach club serves as the resort’s main restaurant. Here, a traditional alang-alang grass roof is juxtaposed with raw concrete elements and locally carved teakwood screens. A sunken bar allows guests to dine while overlooking layered lounging areas that extend toward the beach. The kitchen is deliberately open to view, and a small deli shop is available for guests.

The project’s construction took place during the pandemic, making an already complex process—due to the remote location—even more challenging. However, this effort was rewarded when the design won the AHEAD “Best Resort in Southeast Asia” award in 2023.

Architecture Firm: GFAB Architects
Design Principal(s): Gary Fell
Design Team: Ade Simanjuntak, Martha Kuntadi, Kisbi Natayoedha

Name of Project: Cap Karoso
Location: Sumba, East Nusa Tenggara, Indonesia
Owner: The Frenchman
Design Period: April 2017 – January 2018
Construction Period: 2018 -2021
Site Area: 2.7 ha (27,000 sqm)
Floor Area: 19,400 sqm
Interior Designer: GFAB in collaboration with Bitte Design Studio (for Decos and Furniture)
Interior Decoration: The Frenchman and Bitte Design Studio
Landscape: Bali Landscape Company
Contractor: Dharmawangsa
Structure: Abed Struktur
M&E: Prosol