The Sayla Hotel

The Sayla Hotel

[English text below] Nimmana Haeminda, komunitas tempat Baan Sayla, sebuah guesthouse kecil, berdiri. Dahulu, komunitas ini dihuni oleh pedagang, guru, serta kelompok kreatif dan seniman yang hidup berdampingan lintas generasi. Seiring waktu, distrik ini mendapat pengakuan nasional karena identitas spiritualnya yang unik. Daya tarik tersebut menjadikannya destinasi wisata utama di Chiang Mai. Namun, arus pariwisata yang semakin deras perlahan menggusur penduduk lokal akibat tekanan kapitalisme. Banyak warga menjual properti mereka hingga akhirnya tanah ini jatuh ke tangan investor asing dengan visi yang berbeda.

Alih-alih mempertahankan kehidupan tradisional, bisnis asing kini mendominasi Nimman, berdampak pada Baan Sayla. Pandemi COVID-19 menjadi titik balik bagi distrik yang bergantung pada wisatawan ini. Krisis tersebut mendorong pemilik Baan Sayla untuk menata ulang arah dan tujuan bisnisnya. Sejak awal, desainnya bertujuan menciptakan usaha yang berkelanjutan sekaligus menjaga semangat tradisional melalui rekonstruksi ruang. Arsitek lalu mendefinisikan ulang Baan Sayla dengan konsep yang mencerminkan keindahan, keterhubungan dengan alam, serta keberadaan gunung sebagai simbol keteguhan.

Batu bata merah menjadi material utama yang membentuk karakter Baan Sayla. Penggunaannya menciptakan hubungan erat dengan komunitas, menghadirkan kesan gunung dalam skala perkotaan. Pola susunan bata yang tidak kaku menampilkan estetika organik, menggunakan material dari kiln di Lampang, Chiang Mai, dan Lamphun—mereplikasi teknik konstruksi benteng Chiang Mai. Hubungan dengan lanskap diperkuat melalui bukaan tangga yang menghadap langsung ke Doi Suthep, menghadirkan pengalaman ruang yang selaras dengan alam.

Di dalam hotel tiga lantai ini, arsitek menghadirkan suasana hunian tradisional dengan menambahkan halaman publik yang mengundang interaksi dengan pejalan kaki. Fasad batu bata yang kokoh dirancang agar mengalir dan melengkung ke dalam, menciptakan transisi yang mulus dari trotoar ke ruang terbuka dalam. Selain memberikan privasi, bentuk ini juga memungkinkan ventilasi alami serta pencahayaan yang optimal di lantai atas.

Tangga utama, yang terletak di sisi halaman tengah, memanfaatkan bukaan besar di selatan untuk menghadirkan hubungan visual dengan Doi Suthep. Saat menaiki tangga, ruang terbuka semakin luas, perlahan menampilkan pemandangan gunung yang lebih jelas. Desain ini menciptakan pengalaman seolah-olah sedang mendaki pegunungan.

Sayla muncul sebagai proyek rekonstruksi untuk menghidupkan kembali semangat lokal yang tergerus oleh kapitalisme dan pariwisata yang tidak berkelanjutan. Sebagai simbol ketahanan, Sayla merepresentasikan keteguhan gunung, menjaga warisan budaya Nimman bagi generasi mendatang.

---

 

The Sayla Hotel

[Text provided by architects] Nimmana Haeminda is a community where the small guesthouse Baan Sayla is located. The community once combined the distinct characters of its residents—merchants, teachers, and a mix of creatives and artists—across generations. Over time, the district gained national recognition for its unique spiritual identity, attracting visitors and establishing itself as a dominant tourist destination in Chiang Mai. However, the influx of tourism eventually led to the displacement of locals, driven by the pressures of capitalism. As a result, residents began marketing their properties. Through successive ownership changes, the land ultimately fell into the hands of a foreign investor with a subjective vision.

Rather than the traditional way of life, what people now find in Nimman is the establishment of foreign-owned businesses, and Baan Sayla has inevitably been affected by these changes. The widespread impact of COVID-19 marked a turning point for Nimman, a district heavily reliant on tourism. This disruption prompted the owner of Baan Sayla to reconsider its direction and purpose. The original design objective of Baan Sayla was to create a sustainable business model while preserving the area’s traditional spirit through spatial reconstruction. The architect redefined Baan Sayla with a vision that embodies beauty, nature—symbolized by a tree—and, most importantly, the enduring presence of the mountain.

The architect employed red brick as the dominant material, surrounding and shaping Baan Sayla’s interior to establish a contextual connection with the community, resembling a mountain at an urban scale. The irregular brickwork pattern reflects an authentic, organic aesthetic, achieved by sourcing bricks from kilns in Lampang, Chiang Mai, and Lamphun—mirroring the traditional construction techniques of the Chiang Mai fortress. The experience of the mountains is further integrated through the staircase opening, which directly faces Doi Suthep, reinforcing a visual and spatial connection to the landscape.

Within this three-story hotel, the architect sought to embrace a traditional living atmosphere by incorporating a public courtyard that engages street commuters. Despite the solid presence of the brick façade, its design flows and curves inward, creating a seamless transition from the public sidewalk to the internal open space. At the same time, the curvature of the brick enclosure enhances privacy while allowing for controlled openings and natural ventilation on the second and third floors.

The main staircase, positioned adjacent to the central courtyard, maximizes the benefit of the expansive southern opening, which visually connects to Doi Suthep. As visitors ascend the stairway, the open space gradually expands, revealing an increasingly clear view of the mountain, reinforcing the experience of traversing a mountain path.

Sayla is a reconstitution project aimed at reviving the local spirit that has been suppressed by the capitalist-driven influx of unsustainable tourism and the increasing dominance of foreign property ownership. As a symbol of resilience, Sayla embodies the enduring essence of the mountain, preserving Nimman’s traditional living culture for future generations.

---

 

Architecture Firm: EKAR Architects
Design Principal(s): Ekaphap Duangkaew

Name of Project: The Sayla Hotel
Location: Chiang Mai, Thailand
Completion: 2016 – February 2023
Building Area: 455 sqm.
Contractor: Koon Home
Structural Engineer: Khathawut Chaisean & Theerawat Kongjak

Photographer: Rungkit Charoenwat