Rumah Studio ArMS – ARCHINESIA
Widget Image

Rumah Studio ArMS

[English text below] Tahun 2020, biro arsitektur ArMS merenovasi sebuah rumah deret susun menjadi kantor barunya, tanpa mengubah struktur utamanya. Muhammad Sagitha selaku prinsipal hanya menata kembali konfigurasi ruangnya agar sesuai dengan kebutuhan studio. Lebih-lebih, mereka juga mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau untuk memberikan pencahayaan, serta penghawaan alami di bangunan.

Hal itu pun sudah terlihat dari area depan bangunan. Kita akan disambut dengan tanaman-tanaman hijau yang membuat rumah-studio ini semakin asri. Bahkan, kanopi teras sengaja dibiarkan terbuka agar pohon dapat tetap tumbuh ke atas. Menariknya, keberadaan pohon ini tidak hanya sebagai elemen lanskap, tetapi juga menjadi pemisah antara carport dan area entrance.

Fasad bangunan dengan besi tanpa finishing menciptakan warna yang kontras dengan dinding sekelilingnya. 

Tidak berhenti sampai di situ, keberadaan ruang hijau di rumah-studio ArMS juga hadir di teras belakang. Area yang dibingkai dengan frame putih tipis ini membuat ruang kerja bersama seakan memiliki pemandangan tersendiri. Terlebih, mereka pun tidak lagi membutuhkan pencahayaan buatan ketika siang hari. Sinar matahari dapat secara bebas masuk ke dalam bangunan. Di sisi lain, frame putih tipis pada jendela membuat batas ruang dalam dan luar menjadi samar, sekaligus memberikan kesan luas.

Akses ke teras belakang memberi pencahayaan alami di ruang kerja bersama.

Koneksi dengan ruang hijau juga turut dirasakan di meeting room lantai dua. Pintu kaca besar digunakan untuk menghubungkan meeting room dengan teras lantai atas. Selain itu, alas lantai dengan pola linier juga memperkuat ilusi bahwa ruangan tersebut merupakan satu kesatuan dengan bagian luarnya.

Meeting room diisi dengan display material agar klien dapat melihatnya secara langsung. 

Sementara itu, ArMS mengaplikasikan prinsip modul untuk menyederhanakan pembagian ruang dalam proses perancangan rumah-studionya. Salah satu contoh yang terlihat jelas ada di lantai dua. Rumah-studio dengan lebar 6 meter ini dibagi menjadi tiga modul untuk tiga fungsi ruang yang berbeda: teras di depan meeting room, tangga, serta ruang prinsipal. Pengaplikasian metode inilah yang membantu ArMS dalam mewujudkan studio yang fungsional, efisien, dan nyaman.

Menariknya lagi, mereka juga menerapkan prinsip modular untuk mendesain furnitur, terutama di ruang kerja prinsipal. Selain menjadi tempat kerja kedua prinsipal ArMS, ruangan ini menjadi tempat untuk memajang koleksi seni dan maket. Oleh karena itu, rak buku dengan modul 1,2 m pun dibangun dan disusun memanjang hingga ke ujung ruangan. Kemudian, meja kerja diletakkan di sisi yang sama dengan rak buku. Penataan yang efisien ini pun membuat ruangan terasa lega meskipun memiliki luasan yang tidak besar.

Penataan area kerja yang dipusatkan di salah satu memungkinkan adanya area bersantai di ruang kerja prinsipal ArMS.

Pada akhirnya, rumah-studio ArMS tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, namun juga indah secara visual dan nyaman untuk ditempati. (via)


 

In 2020, ArMS, an architecture firm, transformed a row house into their new office without altering its original structure. Muhammad Sagitha, the principal of ArMS, only adjusted the floor plan to accommodate their studio’s requirements. Additionally, they also restored green spaces around the house to allow for natural lighting and ventilation.

Said green spaces can be seen even from the front of the house, where plants cover the front terrace, giving the house an airy quality. To allow room for tree growth, an opening is even made on the canopy of the terrace. The trees act both as a landscape element and a dividing line between the area of the carport zone and the entrance zone.

The house studio has even more green spaces on the back terrace. Windows with thin white frames enclose a view of the terrace for the common workspace. During the day, the common workspace doesn’t rely on artificial lighting, as the room has open access to the sun. Additionally, the window’s usage of thin, white frames blurs the boundary between indoors and outdoors, creating a spacious impression.

The connection with green spaces can also be felt in the meeting room on the second floor. Large glass doors are used to connect the meeting room to the upstairs terrace. Moreover, the flooring’s linear pattern also reinforces the illusion that both rooms are one cohesive space.

In designing the renovation, ArMS used modules to plan the layout of the house studio. A clear example of the modules can be seen in the plan of the second floor. The 6 m width of the house studio is divided into three modules to accommodate three different functions: the terrace of the meeting room, the stairs, and the principal’s office. This strategy of dividing spaces into modules aids ArMS in creating a functional and efficient yet cozy studio.

Interestingly, the modules are also used to design the furniture in the principal’s office. This room serves as both the principals of ArMS’s workstation and a gallery for their collection of artwork and architectural models. To fulfill that purpose, they constructed bookshelves with 1.2-meter-long modules all the way to the back of the room. Moreover, work desks are placed on the same side as the shelves. Despite its limited size, this arrangement gives the impression that the principal’s office is more spacious than it actually is.

Ultimately, the ArMS house-studio not only satisfies functional needs but is also visually pleasing and comfortable to live in. (via)

 

Written by

Leave a Reply

Be the First to Comment!

Notify of
avatar
background color : #CCCC
X