Refraction House
[English text below] Refraction House, sebuah hasil eksperimen RAD+ar untuk mencari cara teroptimal dari tapak yang menghadap timur dan barat. Posisi ini mengakibatkan panas matahari akan masuk ke dalam rumah secara berlebihan. Hal tersebut jelas mengganggu kenyamanan penghuni di dalamnya.
Hal utama yang menjadi perhatian adalah bagaimana mengurangi panas dalam hunian. Namun, pada saat yang bersamaan juga meningkatkan pencahayaan, terutama untuk interior bangunan. Lalu, salah satu solusi yang ditawarkan yaitu menutup bagian teras dengan balok-balok kaca. Di sisi lain, tersedianya balkon yang cukup terbuka di timur serta barat membuat panas akan dilepaskan lebih lambat pada saat malam hari. Sehingga di dalam rumah tidak akan terasa panas/gerah.
Selain itu, penggunaan material blok kaca membuat pencahayaan alami tetap dapat menjangkau bagian tengah ruang. Bahkan, bahan glass block juga diaplikasikan untuk beberapa dinding pembatas antar ruang.
Ditambah lagi dengan keberadaan kebun kecil di bagian depan dan belakang hunian. Keberadaan taman ini tidak hanya membantu masuknya pencahayaan alami, tetapi juga penghawaan di dalam bangunan. Terlebih, RAD+ar juga sangat memperhatikan pemilihan vegetasi. Tanaman-tanaman tersebut nantinya tidak akan mengganggu cahaya yang masuk ke dalam bangunan.
Tidak mengherankan apabila Refraction House memiliki pengalaman ruang yang unik bagi penghuni. Apalagi pantulan fasad kaca yang dapat berubah-ubah. Refleksinya pun menciptakan narasi tersendiri bagi rumah ini. (frh/uci)
Tentang Karya
Nama Karya : Refraction House
Lokasi : Jakarta
Biro Arsitektur : RAD+ar
Prinsipal Arsitek : Antonius Richard
Tim Arsitek : Felda Zakri, Partogi Pandiangan, Leviandri
Luas bangunan : 525 m2
Selesai dibangun: 2021
Fotografer : William Sutanto
Refraction House, an experiment from RAD+ar to find the optimal way of the east-west facing deep plan. This position causes the sun’s heat to enter the house excessively. This clearly makes the users of it feel uncomfortable.
The concern is how to reduce heat in the dwelling. However, at the same time, it also improves lighting, especially for building interiors. Then, one of the solutions offered is to cover the terrace with glass blocks. On the other hand, the availability of balconies that are quite open in the east and west makes the heat released more slowly at night so that the house will not feel hot.
In addition, the use of glass block material makes natural lighting still able to reach the center of the house. In fact, those materials are also applied to several walls.
Coupled with the existence of a small garden at the front and back of the residence. The existence of this park not only helps the entry of natural lighting, but also the air circulation in the building. Moreover, RAD+ar also pays great attention to the selection of vegetation. These plants will not interfere with the light entering the building.
Therefore, it is unsurprising that Refraction House has a unique space experience for residents. Moreover, the reflection of the glass facade can change. The reflection also creates its own narrative for this house. (frh/uci)
About the Work
Name of project : Refraction House
Location : Jakarta
Architecture Firm : RAD+ar
Design Principal : Antonius Richard
Architect’s Team : Felda Zakri, Partogi Pandiangan, Leviandri
Built Area : 525 sqm.
Completion year : 2021
Photographer : William Sutanto
Text editor: Fauziah Prabarini
Leave a Reply
Be the First to Comment!