Pameran “Ruang Sakral,” Gagasan Masjid Tanpa Batas dari URBANE
“… mendesain masjid merupakan makanan sangat empuk atau kue paling lezat bagi arsitek yang telah memahami prinsip-prinsip dalam merancang masjid.” – Bambang Setia Budi

Masjid Raya 99 Kubah, Makassar | Fotografer: Sonny Sandjaya
Bagi umat muslim, masjid menjadi bangunan paling penting. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid juga kerap dijadikan identitas dari sebuah kawasan. Terlebih tidak ditemukannya aturan spesifik mengenai fisik bangunan masjid di Al-Qur’an maupun hadits Nabi, kecuali kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. Pertama, mengenai arah/orientasi salat yang menghadap kiblat. Kedua terkait saf (baris) yang lurus dan tak terputus. Terakhir adalah zona pemisahan pria dan wanita, baik area berwudu, salat, beserta sirkulasinya. Selain ketiga kriteria tersebut, arsitek atau perancang masjid sebenarnya diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk merancang masjid dengan ruang dan bentuk yang lebih bebas, serta sesuai dengan konteks sekitarnya. Hal itulah mengapa menurut Bambang Setia Budi mendesain masjid merupakan makanan yang sangat empuk atau kue paling lezat bagi arsitek untuk mewujudkan gagasan baru yang eksploratif dan inovatif.
Sejak merancang Masjid Al Irsyad pada tahun 2009, URBANE – sebuah biro arsitektur yang fokus pada proyek-proyek komersial – secara berkala diminta untuk merancang masjid di berbagai daerah di Indonesia, hingga luar negeri. Lebih-lebih ketika masjid yang dirancang mendapatkan perhatian lebih dari publik dan memperoleh penghargaan. Diantaranya adalah IAI Awards 2028 untuk Masjid Al Irsyad dan Al Fozan Award for Mosque Architecture 2021 untuk Masjid Raya Sumatra Barat.

Masjid Al Irsyad, Bandung | Fotografer: Fernando Gomulya

Masjid Raya Sumatera Barat, Padang | Fotografer: Sonny Sandjaya
Dalam merancang masjid, URBANE berupaya untuk menawarkan penafsiran bentuk masjid yang lebih luas. Salah satunya melalui eksplorasi bentuk-bentuk geometri dasar. Permainan bujur sangkar dapat dilihat melalui Masjid Al Irsyad, Masjid Al Mutazam, dan Masjid IBCJV. Bentuk bulat, melingkar yang terlihat di Masjid Raya Al Jabbar, Masjid Qubah Timah, Masjid Raya 99 Kubah, maupun Masjid Al Mumtadz Islamic Center. Ada pula eksplorasi bentuk unik lainnya seperti Masjid Al Safar KM 88 yang menerapkan folding architecture dan Islamic Center Sevilla.

Masjid Al Mutazam, Bandung | Fotografer: Sonny Sandjaya

Masjid Raya Al Jabbar, Bandung | Fotografer: Sonny Sandjaya

Masjid Al Safar KM 88, Rest Area KM 88 Tol Cipularang | Fotografer: Sonny Sandjaya
Selain itu, URBANE juga selalu mengupayakan penggunaan material lokal. Salah satunya di Masjid Baiturrahman Merapi yang memakai batu bata dari abu vulkanik yang dibuat sendiri oleh masyarakat sekitarnya. Pencahayaan dan penghawaan alami pun turut menjadi poin penting yang selalu dihadirkan URBANE agar tercipta cross ventilation yang baik. Lebih-lebih mayoritas masjid yang dirancang berada di Indonesia dengan iklim tropis.

Masjid Baiturrahman Merapi, Sleman | Fotografer: Pambudi Yoga Pradana
Salah satu hal menarik lainnya dari rancangan masjid URBANE adalah dibukanya area mihrab. Biasanya, sisi ini dibuka menghadap ke lanskap yang diharapkan dapat meningkatkan rasa khidmat, serta menghadirkan suasana syahdu saat beribadah. Gagasan ini sangat jarang ditemukan, namun dapat menjadi khazanah baru dalam rancangan masjid.

Masjid Al Irsyad, Bandung | Fotografer: Ridwan Kamil
Untuk memperkenalkan kepada khalayak bahwa masjid merupakan tipologi bangunan yang sangat terbuka untuk dimaknai, URBANE pun menghadirkan 26 masjid terpilih dalam Pameran “Ruang Sakral” di Galeri Yuliansyah Akbar. Pameran yang merupakan bagian dari Bandung Design Biennale 2023 ini ditampilkan dalam bentuk gambar denah, maket, foto dan gambar, hingga potongan video pendek. Bahkan, Pameran “Ruang Sakral” juga akan dibuat versi virtual reality sehingga bisa dinikmati oleh penikmat arsitektur di luar Bandung atau yang tidak sempat berkunjung pada 7-14 Oktober 2023. (uci)

Pembukaan Pameran “Ruang Sakral” bersama Achmad Tardiyana, Bambang Setia Budi, Imelda Akmal, Sonny Sandjaya | Dokumentasi : Fauziah Prabarini
Leave a Reply
Be the First to Comment!