Konteks atau Kontras: Berbagai Pendekatan dalam Renovasi Bangunan Bersejarah – ARCHINESIA
Widget Image
 

Konteks atau Kontras: Berbagai Pendekatan dalam Renovasi Bangunan Bersejarah

Konteks atau Kontras: Berbagai Pendekatan dalam Renovasi Bangunan Bersejarah

​​Presented by Ir. Agustinus Sutanto, at Seri Seminar Online #26 “Heritage & Design”, Wednesday, April 12, 2023

Bangunan heritage merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dengan hati-hati. Dalam membuat perubahan pada bangunan atau kawasan bersejarah, terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan. Pada Seri Seminar Online “Heritage & Design”, Agustinus Sutanto menceritakan lima proyek bangunan heritage serta pembelajaran dari masing-masing kasus. 

Proyek pertama adalah Kapel Notre Dame du Haut karya Le Corbusier. Pada tahun 2005, Renzo Piano mendapat kesempatan untuk menambah program pada kawasan tersebut. Merespons hal itu, Piano pun merancang pusat pengunjung yang “ditanam” pada bukit Ronchamp. Desain tersebut merupakan upaya melestarikan konteks agar bangunan baru tidak mengganggu vista kapel. 

 

Berbeda dengan Renzo Piano, Zaha Hadid mengkontradiksi konteks eksisting pada sayembara Port of Antwerp. Dengan desain bangunan yang modern, desain Hadid seakan memberi wajah baru pada bangunan pelabuhan lama. Rancangan ini pun terpilih menjadi desain yang dibangun pada sayembara tersebut. Bahkan, karya tersebut mendapat nominasi Building of the Year pada World Architecture Festival 2017. 

 

Sementara itu, Bernard Tschumi mendapat tantangan untuk membangun museum di atas penggalian arkeologi di Yunani. Sebagai respons terhadap reruntuhan Yunani yang dramatis, Tschumi merancang museum dengan konsep sederhana. Lantai dasar New Acropolis Museum merupakan sebuah pilotis yang “mengangkat” bangunan di atas penggalian tersebut. Dengan begitu, tapak penggalian tetap dipertahankan dan dilindungi oleh bangunan museum. 

 

Hal serupa dilakukan oleh Peter Zumthor di Museum Kolumba di Koln, Jerman, yang berada di atas situs reruntuhan gereja katolik. Dengan material bata buatan tangan, proposal Zumthor menyatukan sisa-sisa bangunan lama dengan desain selubung barunya. Perlakuan tersebut melestarikan esensi gereja sebagai monumen bersejarah sekaligus memberinya kehidupan baru. 

 

Proyek terakhir yang dibahas adalah Musee Unterlinden oleh Herzog & de Meuron. Pada proyek ini, Herzog & de Meuron menyatukan dua bangunan bersejarah yang terpisah oleh kanal menjadi satu kawasan urban bagi publik. Hasilnya adalah desain dengan bahasa arsitektur sesuai dengan kota tua, namun apabila dilihat lebih dekat, tampak kontemporer. 

 

Dari kelima karya tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan atau penambahan desain pada bangunan heritage bisa menggunakan pendekatan konteks maupun kontras. Meski begitu, perlu diperhatikan level otentisitas, observasi, serta strategi pada objek heritage sebelum memutuskan pendekatan apa yang akan digunakan. Pada akhirnya, setiap perubahan pada bangunan heritage perlu dilakukan dengan hati-hati. (via)

Written by

Leave a Reply

Be the First to Comment!

Notify of
avatar
background color : #CCCC
X